Berikut ini Karil PTK Matematika Kelas V tentang operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan metode yang bervariasi dengan judul: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DENGAN METODE YANG BERVARIASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TAMBAHARJO
Oleh SUPRIJONO NIM 819067876 e-mail:
Abstrak
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat dengan Metode yang Bervariasi pada Siswa Kelas V SD Negeri Tambaharjo. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Program Studi S1 PGSD. FKIP. Universitas Terbuka. UPBJJ-Purwokerto. 2013. Rumusan masalah Apakah penggunaan metode yang bervariasi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika tentang operasi hitung bilangan bulat pada siswa Kelas V SD Negeri Tambaharjo? Tujuan Penelitian untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika tentang operasi hitung bilangan bulat. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui proses beralur terdiri dari 4 tahap, yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) Observasi; dan 4) refleksi. Dari analisis data diketahui bahwa pada studi awal, siswa yang mencapai ketuntasan baru 40%. Pada siklus I meningkat menjadi 66,67%. Pada siklus II mengalami kenaikan menjadi 85,71%. Pada siklus III mengalami kenaikan menjadi 100%. Simpulan penelitian adalah penggunaan metode yang bervariasi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika tentang operasi hitung bilangan bulat pada siswa Kelas V SD Negeri Tambaharjo.
Kata kunci: hasil belajar, matematika, metode yang bervariasi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hasil pengamatan pada siswa kelas V SD Negeri Tambaharjo selama pembelajaran matematika berlangsung penggunaan metode latihan belum bisa mengoptimalkan keaktifan siswa sehingga hasil belajar kurang memuaskan. Nilai rata-rata ulangan harian siswa pada kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk menggunakan sifat-sifatnya pembulatan dan penaksiran adalah 60,9, dari 21 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan, baru 8 siswa atau 38% yang telah tuntas belajar dan 13 anak (62%) belum tuntas.
Berdasarkan hasil di atas, dilakukan analisis bersama supervisor 2, identifikasi masalah tersebut karena kurangnya variasi penggunaan metode pembelajaran sehingga siswa merasa jenuh, yang mengakibatkan hasil belajar kurang memuaskan.
Berdasarkan kekurangan itu, salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar adalah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa aktif, yaitu metode yang bervariasi berupa diskusi, penugasan, tanya jawab, dan latihan, melalui PTK dengan judul” Upaya Peningkatan hasil Belajar Matematika tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat dengan Metode yang Bervariasi pada Siswa kelas V SD Negeri Tambaharjo.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah penelitian adalah:
- Apakah penggunaan metode yang bervariasi dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika tentang operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas V SD Negeri Tambaharjo?
- Bagaimana penggunaan metode yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa matematika tentang operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas V SD Negeri Tambaharjo?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian adalah:
- Untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika tentang operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas V SD Negeri Tambaharjo.
- Untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas V SD Negeri Tambaharjo.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Manfaat penelitian bagi guru dapat mengetahui strategi yang tepat untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi siswa melalui metode yang bervariasi dalam pembelajaran matematika. Bagi siswa dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa melalui metode yang bervariasi sehingga memperoleh hasil yang memuaskan. Bagi sekolah dapat meningkatkan mutu sekolah dan memberikan pengalaman baru serta masukan bagi guru untuk meningkatkan kinerjanya dalam upaya peningkatan keaktifan siswa dengan melaksanakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran matematika.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar Matematika
a. Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut Sudjana (2000) adalah sebagai hasil dari praktek atau latihan. Belajar pada dasarnya adalah perubahan kelakuan yang berkaitan dengan pengalaman dan latihan. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian, penghargaan minat dan penyesuaian diri. Menurut Mohamad Surya (2007) belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, belajar diartikan sebagai suatu proses yang dialami seseorang baik disadari maupun tidak disadari untuk memperoleh dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Belajar adalah suatu proses perubahan bertambahnya pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang diperoleh melalui interaksi yang dilakukan seseorang dengan lingkungannya.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari usaha belajar. Untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto (2003:54-72), hasil belajar siswa dipengaruhi 2 faktor yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.
Menurut Correl dalam R. Angkowo dan A. Kosasih (2007) bahwa hasil belajar dipengaruhi 5 faktor yaitu : 1) bakat belajar, 2) waktu yang tersedia untuk belajar, 3)kemampuan individu, 4) kualitas pengajaran, 5) lingkungan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, hasil belajar diartikan sebagai sesuatu perubahan seseorang dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa sebagai hasil dari proses belajar yang dialami seseorang baik disadari maupun tidak disadari. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang dengan bertambahnya pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang diperoleh melalui proses belajar.
c. Pengertian Matematika
Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. James dan James (Erman Suherman, 2001) matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lain dengan jumlah yang terbagi ke dalam 3 bidang, yaitu: aljabar, analisis, dan geometri. Menurut Ruseffendi (1992: 27) matematika merupakan ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan pada pengamatan atau observasi (induktif) tetapi generalisasi itu harus didasarkan pada pembuktian secara deduktif.
2. Operasi Hitung Bilangan Bulat
Sifat-sifat pengerjaan hitung pada bilangan bulat yaitu sifat komutatif, asosiatif, dan distributif. Penggunaan sifat-sifat operasi hitung tersebut telah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi masih banyak yang belum tahu nama sifat-sifatnya khususnya siswa kelas V.
a. Sifat Komutatif (Pertukaran)
• Penjumlahan, contoh 3 + 5 = 5 + 3
• Perkalian, contoh 3 x 6 = 6 x 3
b. Sifat Asosiatif (Pengelompokan)
• Penjumlahan, contoh (2 + (-3)) + 15 = (-1) + 15
• Perkalian, contoh (3 x (-1)) x 4 = (-3) x 4
c. Sifat Distributif (Penyebaran)
• Contoh (7 x 8) + (7 x 2) = 7 x (8 + 2)
Menaksir hasil penjumlahan atau pengurangan dua bilangan berarti memperkirakan hasil penjumlahan atau pengurangan dari kedua bilangan tersebut. Caranya dengan membulatkan kedua bilangan kemudian hasil pembulatan tersebut dijumlahkan atau dikurangkan. Cara menaksir hasil kali atau hasil bagi dua bilangan yaitu dengan membulatkan kedua bilangan kemudian hasil pembulatan dari kedua bilangan tersebut dikali atau dibagi. Pembulatan ke puluhan terdekat contohnya 28 dibulatkan menjadi 30, 33 dibulatkan menjadi 30. Pembulatan ke ratusan terdekat contohnya 78 dibulatkan menjadi 100, 163 dibulatkan menjadi 200.
3. Metode yang Bervariasi
a. Pengertian Metode
Metode adalah cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar mengajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan (Sumantri dan Permana, 2001:114). Menurut Hudoyo (1998:6) mengajar adalah suatu kegiatan menyampaikan informasi berupa pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh guru kepada siswa. Karena itu guru akan dapat memahaminya tanpa suatu keahlian khusus. Misalnya menyampaikan materi pelajaran melalui ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas adalah penyampaian materi secara umum.
b. Metode yang Bervariasi
Metode yang bervariasi adalah cara mengajar dengan mengkombinasikan beberapa metode penyampaian informasi untuk merangsang siswa agar mau bertanya, menjawab, atau memberikan pendapat, sehingga siswa secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran. Penerapan metode yang bervariasi diharapkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Tambaharjo tentang operasi hitung bilangan bulat dapat meningkat.
Penerapan metode yang bervariasi bertujuan untuk mengurangi kejenuhan siswa dalam pembelajaran. Metode yang bervariasi meliputi metode diskusi, penugasan, tanya jawab, dan latihan. Metode diskusi dilakukan dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk melakukan kerja kelompok mendiskusikan suatu permasalahan. Metode penugasan dilakukan dengan tujuan agar siswa lebih jelas dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. Metode tanya jawab dilakukan guru dalam pembelajaran, yang lebih diutamakan dalam metode tanya jawab adalah terjadinya tanya jawab baik siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Metode latihan dilakukan untuk melatih keterampilan siswa dengan memberikan latihan tahap demi tahap hingga siswa terampil.
B. Kerangka Berpikir
Hasil belajar matematika tentang operasi hitung bilangan bulat pada prasiklus rendah, guru belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan dengan menggunakan metode yang bervariasi secara kelompok besar, sedangkan pada siklus II guru menggunakan metode yang bervariasi secara kelompok kecil, sehingga diharapkan kondisi akhir penelitian, melalui penggunaan metode yang bervariasi diduga meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis penelitian ini adalah:
- Dengan penggunaan metode yang bervariasi akan meningkatkan keaktifan belajar matematika tentang operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas V SD Negeri Tambaharjo Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen.
- Dengan penggunaan metode yang bervariasi akan meningkatkan hasil belajar matematika tentang operasi hitung bilangan bulat siswa kelas V SD Negeri Tambaharjo Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen.
D. Indikator dan Kriteria Keberhasilan
Siswa tuntas belajar jika memproleh nilai tes formatif 70 atau lebih. Kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan perbaikan pembelajaran adalah jika ada peningkatan hasil belajar secara klasikal dan individual minimal 90% dari siswa. Kriteria peningkatan keaktifan siswa diukur dengan pedoman penilaian nilai 50-59 kategori D = Kurang, nilai 60-69 kategori C = Cukup, nilai 70-79 kategori B = Baik, nilai ≥ 80 kategori A = Amat Baik.
II. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, dan Pihak yang Membantu
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Tambaharjo Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen berjumlah 21 anak yang terdiri dari 13 anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Guru kelas V bernama Suprijono yang berasal dari Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen. Jarak rumah guru dengan sekolah kurang lebih 20 KM, dengan kondisi jalan yang bagus, memudahkan guru mencapai sekolah, sehingga tidak terlambat untuk datang ke sekolah.
Penelitian dilakukan pada SD Negeri Tambaharjo di desa Tambaharjo Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen. Alasan SD Negeri Tambaharjo dijadikan tempat penelitian adalah bahwa hasil belajar matematika tentang operasi hitung bilangan bulat rendah, selain itu peneliti merupakan guru kelas di sekolah tersebut, sehingga lebih mendukung pelaksanaan penelitian.
Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, yaitu dari bulan September 2013 hingga Desember 2013. Jadwal perbaikan pembelajaran tiap siklusnya, yaitu:
a. Siklus I
Pertemuan I Sabtu, 5 Oktober 2013
Pertemuan II Rabu, 9 Oktober 2013
b. Siklus II
Pertemuan I Sabtu, 12 Oktober 2013
Pertemuan II Rabu, 16 Oktober 2013
c. Siklus III
Pertemuan I Sabtu, 19 Oktober 2013
Pertemuan II Rabu, 23 Oktober 2013
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Kegiatan penelitian dimulai dari perencanaan, yaitu mengumpulkan data awal, mengajukan ijin pelaksanaan penelitian kepada kepala sekolah, menyusun jadwal pelaksanaan, menentukan supervisor 2, dan menyusun rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPP). Penelitian dilaksanakan 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Urutan tahapan penelitian perbaikan pembelajaran lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan penelitian merupakan kegiatan menentukan metode pembelajaran, menyusun RPP, mempersiapkan media pembelajaran, mempersiapkan lembar pengamatan, mempersiapkan lembar kerja siswa, dan mempersiapkan lembar evaluasi.
b. Pelaksanaan
Pertemuan I tanggal 5 Oktober 2013
1) Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam, berdo’a bersama, presensi dan mengkondisikan siswa untuk siap belajar sebagai pembuka. Guru memberikan beberapa keterangan yang mengacu pada materi pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu melalui diskusi diskusi kelompok tentang sifat operasi hitung siswa dapat menjumlahkan bilangan-bilangan bulat dengan menggunakan sifat komutatif dan asosiatif, serta siswa dapat melakukan pembulatan hasil operasi hitung bilangan ke dalam puluhan dan ratusan terdekat dengan benar. Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan serius agar hasilnya lebih memuaskan.
2) Kegiatan Inti
Siswa dibagi menjadi 3 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 7 anak. Siswa diberikan lembar kerja. Siswa mengerjakan lembar kerja sesuai petunjuk dari guru. Siswa melakukan diskusi kelompok tentang sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat. Siswa melaporkan hasil diskusi di depan kelas. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti. Guru memberikan penguatan kepada siswa. Guru mengaskan materi pembelajaran. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan dan merangkum materi.
3) Kegiatan Akhir
Siswa mengerjakan evaluasi. Siswa dan guru mengoreksi hasil evaluasi. Guru menganalisis hasil evaluasi dan memberikan tugas rumah berupa PR. Pembelajaran diakhiri dengan salam.
Pertemuan II tanggal 9 Oktober 2013
1) Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam, berdo’a bersama, presensi dan mengkondisikan siswa untuk siap belajar sebagai pembuka. Guru memberikan beberapa keterangan yang mengacu pada materi pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu melalui diskusi diskusi kelompok tentang sifat operasi hitung siswa dapat menjumlahkan bilangan-bilangan bulat dengan menggunakan sifat komutatif dan asosiatif, serta siswa dapat melakukan pembulatan hasil operasi hitung bilangan ke dalam puluhan dan ratusan terdekat dengan benar. Guru memberikan motivasi agar siswa mengikuti pembelajaran dengan serius agar hasilnya lebih memuaskan.
2) Kegiatan Inti
Siswa dibagi menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 7 anak. Siswa diberikan lembar kerja. Siswa mengerjakan lembar kerja sesuai petunjuk dari guru. Siswa melakukan diskusi kelompok tentang pembulatan hasil operasi hitung ke puluhan terdekat. Siswa melaporkan hasil diskusi di depan kelas. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti. Guru memberikan penguatan kepada siswa. Guru mengaskan materi pembelajaran. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan dan merangkum materi pelajaran yang telah dipelajari.
3) Kegiatan Akhir
Siswa mengerjakan soal evaluasi dilanjutkan mengoreksi hasil evaluasi. Guru menganalisis hasil evaluasi dan memberikan tugas rumah berupa PR. Pembelajaran diakhiri dengan salam.
c. Pengamatan
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran siklus I berjalan dengan lancar, namun demikian hasil belajar siswa belum seperti yang diharapkan. Pelaksanaan diskusi kelompok berjalan kurang efektif, terbukti masih ada siswa yang tidak terlibat dalam diskusi, bahkan bermain, bercanda dengan teman, dan mengganggu kelompok lain. Tingkat ketuntasan belajar siklus I masih rendah, yaitu dari 21 siswa baru 14 siswa (66,67%) yang tuntas belajar, sedangkan 7 siswa (33,33%) belum tuntas.
d. Refleksi
Penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada siklus I adalah kurang aktifnya siswa dalam melakukan diskusi kelompok. Jumlah anggota kelompok yang terdiri dari 7 anak, menyebabkan pembagian tugas yang tidak merata, ada beberapa anak yang tidak mendapatkan tugas, sehingga membuat gaduh bahkan mengganggu kelompok lain.
Berdasarkan masukan supervisor 2, atas temuan tersebut, maka peneliti bersama dengan supervisor 2 merancang perbaikan pembelajaran siklus II dengan menggunakan kelompok kecil. Siswa dibagi ke dalam 5 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 anak. Metode yang digunakan untuk pembelajaran siklus I adalah diskusi dan penugasan, pada siklus II akan ditambah dengan metode tanya jawab.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan tahap perencanaan adalah menentukan metode pembelajaran, menyusun RPP, mempersiapkan alat peraga atau media pembelajaran, mempersiapkan lembar pengamatan, mempersiapkan lembar kerja siswa, dan mempersiapkan lembar evaluasi.
b. Pelaksanaan
Pertemuan I tanggal 12 Oktober 2013
1) Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam, berdo’a bersama, presensi dan mengkondisikan siswa untuk siap belajar. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu melalui diskusi kelompok, penugasan, dan tanya jawab tentang sifat operasi hitung siswa dapat menjumlahkan bilangan-bilangan bulat dengan menggunakan sifat komutatif dan asosiatif, serta siswa dapat melakukan pembulatan hasil operasi hitung bilangan ke dalam puluhan dan ratusan terdekat dengan benar. Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan serius agar hasilnya lebih memuaskan, “Anak-anak, marilah kita memulai belajar dengan penuh semangat, agar hasilnya lebih baik dari sebelumnya.”
2) Kegiatan Inti
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4-5 anak. Siswa mengerjakan lembar kerja sesuai petunjuk dari guru. Siswa melakukan diskusi kelompok mengisi lembar kerja kelompok tentang menaksir hasil operasi hitung dua bilangan. Wakil kelompok melaporkan hasil diskusi di depan kelas, kelompok lain menanggapi. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti. Guru memberikan penguatan dan mengaskan materi pembelajaran. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan dan merangkum materi pelajaran yang telah dipelajari.
3) Kegiatan Akhir
Siswa mengerjakan soal evaluasi dan mengoreksi hasil evaluasi. Guru menganalisis hasil evaluasi dan memberikan tugas rumah berupa PR. Pembelajaran diakhiri dengan salam.
Pertemuan II tanggal 16 Oktober 2013
1) Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam, berdo’a bersama, presensi dan mengkondisikan siswa untuk siap belajar sebagai pembuka. Guru memberikan beberapa keterangan yang mengacu pada materi pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu melalui diskusi diskusi kelompok, penugasan, dan tanya jawab tentang sifat operasi hitung siswa dapat menjumlahkan bilangan-bilangan bulat dengan menggunakan sifat komutatif dan asosiatif, serta siswa dapat melakukan pembulatan hasil operasi hitung bilangan ke dalam puluhan dan ratusan terdekat dengan benar. Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan serius agar hasilnya lebih memuaskan, “Anak-anak, marilah kita memulai belajar dengan penuh semangat, agar hasilnya lebih baik dari sebelumnya.”
2) Kegiatan Inti
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 anak. Masing-masing kelompok diberikan lembar kerja. Siswa mengerjakan lembar kerja sesuai petunjuk dari guru. Siswa melakukan diskusi kelompok mengisi lembar kerja kelompok tentang menaksir hasil operasi hitung ke ribuan terdekat. Wakil kelompok melaporkan hasil diskusi di depan kelas, kelompok lain menanggapi. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti. Guru memberikan penguatan kepada siswa. Guru mengaskan materi pembelajaran. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan dan merangkum materi pelajaran yang telah dipelajari.
3) Kegiatan Akhir
Siswa mengerjakan soal evaluasi. Siswa dan guru mengoreksi hasil evaluasi. Guru menganalisis hasil evaluasi dan memberikan tugas rumah. Pembelajaran diakhiri dengan salam.
c. Pengamatan
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran siklus II berjalan dengan lancar, siswa terlibat aktif dalam diskusi kelompok, minat belajar siswa juga meningkat disbanding siklus I, sehingga hasil belajar siswa meningkat. Pelaksanaan diskusi kelompok berjalan efektif. 80% siswa terlibat aktif dalam diskusi, baik pengerjaan lembar kerja kelompok maupun penyelesaian pelaporannya. Tingkat ketuntasan belajar siklus II meningkat dengan signifikan, yaitu dari 21 siswa, 18 anak (85,71%) telah tuntas belajar, sedangkan 3 siswa (14,29%) belum tuntas. Siswa yang belum tuntas 3 anak, hal itu disebabkan pada saat perbaikan pembelajaran berlangsung siswa tersebut mengalami kebingungan apa yang menjadi tugasnya.
d. Refleksi
Berdasarkan data hasil pengamatan, perbaikan pembelajaran siklus II menunjukkan adanya peningkatan, namun masih ada 3 anak yang belum tuntas sehingga perlu melakukan perbaikan pembelajaran siklus III. Untuk mencapai ketuntasan secara klasikal 90%, dilakukan kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran siklus III dengan menggunakan kelompok kecil, metode yang bervariasi berupa diskusi, penugasan, tanya-jawab, dan latihan, serta bimbingan guru dengan pemberian tugas yang jelas kepada masing-masing kelompok.
3. Siklus III
a. Perencanaan
Kegiatan tahap perencanaan adalah menentukan metode pembelajaran, menyusun RPP, mempersiapkan alat peraga atau media pembelajaran, mempersiapkan lembar pengamatan, mempersiapkan lembar kerja siswa, dan mempersiapkan lembar evaluasi.
b. Pelaksanaan
Pertemuan I tanggal 19 Oktober 2013
1) Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam, berdo’a bersama, presensi dan mengkondisikan siswa untuk siap belajar sebagai pembuka.
Guru memberikan beberapa keterangan yang mengacu pada materi pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu melalui diskusi diskusi kelompok, penugasan, dan tanya jawab tentang sifat operasi hitung siswa dapat menjumlahkan bilangan-bilangan bulat dengan menggunakan sifat komutatif dan asosiatif, serta siswa dapat melakukan pembulatan hasil operasi hitung bilangan ke dalam puluhan dan ratusan terdekat dengan benar.
Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan serius agar hasilnya lebih memuaskan, “Anak-anak, marilah kita memulai pembelajaran pada hari ini dengan penuh semangat, agar hasilnya lebih baik dari sebelumnya.”
2) Kegiatan Inti
Siswa dibagi menjadi 7 kelompok kecil yang masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang anak. Masing-masing kelompok diberikan lembar kerja kelompok.
Siswa mengerjakan lembar kerja sesuai petunjuk dari guru. Siswa melakukan diskusi kelompok mengisi lembar kerja kelompok tentang menaksir hasil perkalian operasi hitung ke ribuan terdekat. Salah satu siswa mewakili kelompok maju untuk melaporkan hasil diskusi di depan kelas, kelompok lain menanggapi.
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti. Guru memberikan penguatan kepada siswa. Guru mengaskan materi pembelajaran. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan dan merangkum materi pelajaran yang telah dipelajari.
3) Kegiatan Akhir
Siswa mengerjakan soal evaluasi. Siswa dan guru mengoreksi hasil evaluasi. Guru menganalisis hasil evaluasi dan memberikan tugas rumah berupa PR. Pembelajaran diakhiri dengan salam.
Pertemuan II tanggal 23 Oktober 2013
1) Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam, berdo’a bersama, presensi dan mengkondisikan siswa untuk siap belajar sebagai pembuka.
Guru memberikan beberapa keterangan yang mengacu pada materi pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu melalui diskusi diskusi kelompok, penugasan, dan tanya jawab tentang sifat operasi hitung siswa dapat menjumlahkan bilangan-bilangan bulat dengan menggunakan sifat komutatif dan asosiatif, serta siswa dapat melakukan pembulatan hasil operasi hitung bilangan ke dalam puluhan dan ratusan terdekat dengan benar.
Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan serius agar hasilnya lebih memuaskan, “Anak-anak, marilah kita memulai belajar dengan penuh semangat, agar hasilnya lebih baik dari sebelumnya.”
2) Kegiatan Inti
Siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 3 anak. Masing-masing kelompok diberikan lembar kerja.
Siswa mengerjakan lembar kerja sesuai petunjuk dari guru. Siswa melakukan diskusi kelompok mengisi lembar kerja kelompok tentang menaksir hasil pembagian operasi hitung ke puluhan terdekat. Salah satu siswa mewakili kelompok melaporkan hasil diskusi di depan kelas, kelompok lain menanggapi.
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti. Guru memberikan penguatan kepada siswa. Guru mengaskan materi pembelajaran. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan dan merangkum materi pelajaran yang telah dipelajari.
3) Kegiatan Akhir
Siswa mengerjakan soal evaluasi. Siswa dan guru mengoreksi hasil evaluasi. Guru menganalisis hasil evaluasi dan memberikan tugas rumah berupa PR. Pembelajaran diakhiri dengan salam.
c. Pengamatan
Perbaikan pembelajaran siklus III berjalan dengan lancar, siswa terlibat aktif dalam diskusi kelompok, minat belajar siswa meningkat disbanding siklus II, sehingga hasil belajar siswa meningkat dengan memuaskan. Pelaksanaan diskusi kelompok berjalan efektif. Seluruh siswa terlibat aktif dalam diskusi, baik pengerjaan lembar kerja kelompok maupun penyelesaian pelaporannya. Tingkat ketuntasan belajar siklus III meningkat dengan signifikan, yaitu seluruh siswa yang berjumlah 21 anak (100%) telah tuntas belajar.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi siklus III dilaksanakan berdasarkan hasil pengamatan. Peneliti bersama supervisor 2 melakukan analisis terhadap hasil pengamatan pembelajaran, mencari kelemahan dan kelebihan perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan data hasil pengamatan yang dilakukan oleh supervisor 2, perbaikan pembelajaran siklus III dinyatakan telah berhasil. Untuk itu kegiatan perbaikan pembelajaran dihentikan pada siklus III.
C. Teknik Analisis Data
Data kuantitatif yaitu data tentang hasil evaluasi siswa dari pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III. Data berupa nilai tes formatif sebagai bahan analisis untuk menentukan tindakan selanjutnya. Data kualitatif diperoleh dari lembar pengamatan keaktifan siswa selama proses perbaikan pembelajaran. Data berupa tingkat keaktifan kelas dan siswa dalam melaksanakan diskusi kelompok.
Data penelitian diperoleh dari siswa, guru sebagai peneliti, dan supervisor 2 sebagai pengamat dan pembimbing. Data yang diperoleh dari siswa berupa nilai hasil evaluasi dan lembar pengamatan aktivitas siswa. Data yang diperoleh dari guru adalah hasil pengamatan awal pada kegiatan pra siklus dan berupa komponen observasi pada lembar pengamatan kinerja guru.
Tindakan peneliti diamati oleh supervisor 2, sehingga sumber data yang diperoleh, berupa komponen pada lembar observasi. Hasil observasi supervisor 2 sebagai bahan penelitian dan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa.
Teknik pengumpulan data penelitian berupa teknik dokumentasi, observasi, dan tes. Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang nama siswa, hasil belajar, dan gambaran tindakan setiap siklus. Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Teknik observasi yang digunakan adalah observasi sistematis, yaitu menggunakan instrumen pengamatan. Instrumen pengamatan berupa daftar pengamatan yang berisi item-item kejadian atau tindakan yang dilakukan dalam penelitian. Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran. Teknik tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa, setelah dilaksanakan evaluasi.
Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka sebagai ukuran prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai perbandingan). Analisis data dilakukan secara deskriptif komparatif yang bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran.
Tahapan tindakan analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data dilakukan dalam rangka pemilihan dan penyederhanaan data. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah seleksi data dan pembuangan data yang tidak relevan. Data-data yang relevan dengan penelitian akan diorganisasikan sehingga terbentuk sekumpulan data yang dapat memberi informasi faktual.
Penyajian data dilakukan dalam bentuk sekumpulan informasi, baik berupa tabel, bagan, maupun deskriptif naratif, sehingga data yang tersaji relatif jelas dan informatif. Tindakan lanjutan, penyajian data digunakan dalam kerangka menarik kesimpulan dari akhir sebuah tindakan.
Kegiatan penarikan kesimpulan merupakan kegiatan tahap akhir dari proses analisis data. Penarikan kesimpulan disusun dengan mempertimbangkan secara evaluatif berdasarkan kegiatan-kegiatan yang ditempuh dalam dua tahap sebelumnya.
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Studi Awal
Hasil penelitian yang dilakukan pada studi awal dapat dijabarakan sebagai berikut:
Tabel 1 Nilai Tes Formatif Studi Awal
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 Andre Rahmat Muzaki 70 40 Belum tuntas
2 Iwan Febriadi 70 40 Belum tuntas
3 Hakim Nur Azis 70 50 Belum tuntas
4 Saeful Anwar 70 50 Belum tuntas
5 Agung Yogi Prasetiyo 70 70 Tuntas
6 Nella Nur Safa 70 40 Belum tuntas
7 Adi Fatkhu Rohman 70 70 Tuntas
8 Aditya Putra Perdana 70 60 Belum tuntas
9 Agus Sugiarto 70 60 Belum tuntas
10 Akbar Rizki Nugroho 70 70 Tuntas
11 Andre Eko Saputro 70 70 Tuntas
12 Dea Nofitasari 70 60 Belum tuntas
13 Devi Wulandari 70 70 Tuntas
14 Faqih Hidayaturahman 70 70 Tuntas
15 Fatma Farika 70 60 Belum tuntas
16 Lastri 70 60 Belum tuntas
17 Maflakhul Khasanah 70 60 Belum tuntas
18 Seno Pradopo 70 60 Belum tuntas
19 Syifa Maharani 70 60 Belum tuntas
20 Wahyu Setiawan 70 70 Tuntas
21 Yuyun Setianingsih 70 70 Tuntas
Rata-rata 60
Tuntas 8
Belum Tuntas 13
Nilai rata-rata studi awal 60. Pada studi awal 8 siswa yang telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih, sedangkan 13 siswa belum tuntas belajar karena nilai yang diperoleh masih di bawah nilai ketuntasan, yaitu di bawah 70.
Persentase ketuntasan studi awal digambarkan dengan menggunakan grafik berdasarkan nilai hasil evaluasi yang dilakukan oleh siswa pada studi awal. Grafik ketuntasan belajar studi awal di atas menunjukkan bahwa terdapat 8 siswa atau 40% yang telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih, sedangkan 13 siswa atau 60% belum tuntas belajar karena nilai yang diperoleh masih di bawah nilai ketuntasan, yaitu di bawah 70.
2. Siklus I
Hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I dapat dijabarakan sebagai berikut:
Tabel 2 Nilai Tes Formatif Siklus I
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 Andre Rahmat Muzaki 70 50 Belum tuntas
2 Iwan Febriadi 70 60 Belum tuntas
3 Hakim Nur Azis 70 60 Belum tuntas
4 Saeful Anwar 70 60 Belum tuntas
5 Agung Yogi Prasetiyo 70 70 Tuntas
6 Nella Nur Safa 70 50 Belum tuntas
7 Adi Fatkhu Rohman 70 80 Tuntas
8 Aditya Putra Perdana 70 70 Tuntas
9 Agus Sugiarto 70 70 Tuntas
10 Akbar Rizki Nugroho 70 70 Tuntas
11 Andre Eko Saputro 70 70 Tuntas
12 Dea Nofitasari 70 70 Tuntas
13 Devi Wulandari 70 80 Tuntas
14 Faqih Hidayaturahman 70 70 Tuntas
15 Fatma Farika 70 70 Tuntas
16 Lastri 70 60 Belum tuntas
17 Maflakhul Khasanah 70 70 Tuntas
18 Seno Pradopo 70 70 Tuntas
19 Syifa Maharani 70 60 Belum tuntas
20 Wahyu Setiawan 70 80 Tuntas
21 Yuyun Setianingsih 70 80 Tuntas
Rata-rata 65,71
Tuntas 14
Belum Tuntas 7
Nilai rata-rata siklus I adalah 65,71. Siswa yang telah mencapai KKM dengan mendapat nilai 70 atau lebih ada 14 anak, sedangkan 7 siswa belum tuntas belajar karena nilai yang diperoleh masih di bawah nilai ketuntasan, yaitu di bawah 70.
Pada Perbaikan pembelajaran siklus I, terdapat 14 siswa atau 66,67% telah tuntas dengan mendapat nilai 70 atau lebih, sedangkan 7 siswa atau 33,33% belum tuntas belajar karena nilai yang diperoleh masih di bawah nilai ketuntasan, yaitu di bawah 70.
Tabel 3 Peningkatan Keaktifan Siswa Siklus I
No Nama Siswa Aspek yang Diamati Ket
Tanya Jawab Keterlibatan Tugas
1 Andre Rahmat Muzaki √ TA
2 Iwan Febriadi √ TA
3 Hakim Nur Azis √ TA
4 Saeful Anwar √ TA
5 Agung Yogi Prasetiyo √ √ TA
6 Nella Nur Safa √ √ TA
7 Adi Fatkhu Rohman √ √ √ A
8 Aditya Putra Perdana √ √ √ A
9 Agus Sugiarto √ √ A
10 Akbar Rizki Nugroho √ √ √ A
11 Andre Eko Saputro √ √ √ A
12 Dea Nofitasari √ TA
13 Devi Wulandari √ √ √ A
14 Faqih Hidayaturahman √ √ √ A
15 Fatma Farika √ √ √ A
16 Lastri √ √ √ A
17 Maflakhul Khasanah √ √ √ A
18 Seno Pradopo √ √ √ A
19 Syifa Maharani √ √ √ A
20 Wahyu Setiawan √ √ √ A
21 Yuyun Setianingsih √ √ √ A
Aktif 14
Tidak Aktif 7
Pada siklus I siswa yang telah terlibat aktif dalam pembelajaran yang ditunjukkan dengan aktif bertanya atau menjawab pertanyaan, terlibat aktif dalam diskusi memberikan pendapat, dan melaksanakan tugas masing-masing dalam kelompok sebanyak 14 siswa dan 7 siswa lainnya masih belum bisa berkonsentrasi.
3. Siklus II
Hasil penelitian yang dilakukan pada siklus II dapat dijabarakan sebagai berikut:
Tabel 4 Nilai Tes Formatif Siklus II
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 Andre Rahmat Muzaki 70 60 Belum tuntas
2 Iwan Febriadi 70 60 Belum tuntas
3 Hakim Nur Azis 70 70 Tuntas
4 Saeful Anwar 70 60 Belum tuntas
5 Agung Yogi Prasetiyo 70 70 Tuntas
6 Nella Nur Safa 70 70 Tuntas
7 Adi Fatkhu Rohman 70 80 Tuntas
8 Aditya Putra Perdana 70 80 Tuntas
9 Agus Sugiarto 70 70 Tuntas
10 Akbar Rizki Nugroho 70 90 Tuntas
11 Andre Eko Saputro 70 80 Tuntas
12 Dea Nofitasari 70 70 Tuntas
13 Devi Wulandari 70 90 Tuntas
14 Faqih Hidayaturahman 70 80 Tuntas
15 Fatma Farika 70 80 Tuntas
16 Lastri 70 80 Tuntas
17 Maflakhul Khasanah 70 80 Tuntas
18 Seno Pradopo 70 80 Tuntas
19 Syifa Maharani 70 70 Tuntas
20 Wahyu Setiawan 70 80 Tuntas
21 Yuyun Setianingsih 70 80 Tuntas
Rata-rata 73,33
Tuntas 18
Belum Tuntas 3
Nilai rata-rata siklus II adalah 73,33. 18 siswa telah mencapai KKM dan masih ada 3 siswa yang belum tuntas. Berdasarkan tabel di atas, 85,71% siswa tuntas dan 14,29 belum tuntas belajar.
Tabel 5 Peningkatan Keaktifan Siswa Siklus II
No Nama Siswa Aspek yang Diamati Ket
Tanya Jawab Keterlibatan Tugas
1 Andre Rahmat Muzaki √ √ TA
2 Iwan Febriadi √ √ √ A
3 Hakim Nur Azis √ √ TA
4 Saeful Anwar √ √ TA
5 Agung Yogi Prasetiyo √ √ √ A
6 Nella Nur Safa √ √ √ A
7 Adi Fatkhu Rohman √ √ √ A
8 Aditya Putra Perdana √ √ √ A
9 Agus Sugiarto √ √ √ A
10 Akbar Rizki Nugroho √ √ √ A
11 Andre Eko Saputro √ √ √ A
12 Dea Nofitasari √ √ √ A
13 Devi Wulandari √ √ √ A
14 Faqih Hidayaturahman √ √ √ A
15 Fatma Farika √ √ √ A
16 Lastri √ √ √ A
17 Maflakhul Khasanah √ √ √ A
18 Seno Pradopo √ √ √ A
19 Syifa Maharani √ √ √ A
20 Wahyu Setiawan √ √ √ A
21 Yuyun Setianingsih √ √ √ A
Aktif 18
Tidak Aktif 3
Siklus II siswa yang aktif yang ditunjukkan dengan aktif bertanya atau menjawab pertanyaan, terlibat aktif dalam diskusi memberikan pendapat, dan melaksanakan tugas masing-masing dalam kelompok sebanyak 18 siswa dan 3 siswa lainnya masih belum bisa berkonsentrasi.
4. Siklus III
Hasil penelitian siklus III dapat dijabarakan sebagai berikut:
Tabel 6 Nilai Tes Formatif Siklus III
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 Andre Rahmat Muzaki 70 70 Tuntas
2 Iwan Febriadi 70 70 Tuntas
3 Hakim Nur Azis 70 80 Tuntas
4 Saeful Anwar 70 70 Tuntas
5 Agung Yogi Prasetiyo 70 80 Tuntas
6 Nella Nur Safa 70 80 Tuntas
7 Adi Fatkhu Rohman 70 90 Tuntas
8 Aditya Putra Perdana 70 90 Tuntas
9 Agus Sugiarto 70 80 Tuntas
10 Akbar Rizki Nugroho 70 100 Tuntas
11 Andre Eko Saputro 70 90 Tuntas
12 Dea Nofitasari 70 90 Tuntas
13 Devi Wulandari 70 100 Tuntas
14 Faqih Hidayaturahman 70 100 Tuntas
15 Fatma Farika 70 80 Tuntas
16 Lastri 70 80 Tuntas
17 Maflakhul Khasanah 70 90 Tuntas
18 Seno Pradopo 70 90 Tuntas
19 Syifa Maharani 70 80 Tuntas
20 Wahyu Setiawan 70 90 Tuntas
21 Yuyun Setianingsih 70 90 Tuntas
Rata-rata 85,24
Tuntas 21
Belum Tuntas 0
Perbaikan siklus III telah dilaksanakan hingga tahap evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan ketuntasan belajar siswa. Nilai rata-rata hasil perbaikan pembelajaran siswa pada siklus III adalah 85,24. Seluruh siswa yang berjumlah 21 anak telah mencapai KKM.
Pada siklus III persentase ketuntasan belajar telah mencapai 100%, yaitu seluruh siswa yang berjumlah 21 anak telah tuntas belajar.
Tabel 7 Peningkatan Keaktifan Siswa Siklus III
No Nama Siswa Aspek yang Diamati Ket
Tanya Jawab Keterlibatan Tugas
1 Andre Rahmat Muzaki √ √ √ A
2 Iwan Febriadi √ √ √ A
3 Hakim Nur Azis √ √ √ A
4 Saeful Anwar √ √ √ A
5 Agung Yogi Prasetiyo √ √ √ A
6 Nella Nur Safa √ √ √ A
7 Adi Fatkhu Rohman √ √ √ A
8 Aditya Putra Perdana √ √ √ A
9 Agus Sugiarto √ √ √ A
10 Akbar Rizki Nugroho √ √ √ A
11 Andre Eko Saputro √ √ √ A
12 Dea Nofitasari √ √ √ A
13 Devi Wulandari √ √ √ A
14 Faqih Hidayaturahman √ √ √ A
15 Fatma Farika √ √ √ A
16 Lastri √ √ √ A
17 Maflakhul Khasanah √ √ √ A
18 Seno Pradopo √ √ √ A
19 Syifa Maharani √ √ √ A
20 Wahyu Setiawan √ √ √ A
21 Yuyun Setianingsih √ √ √ A
Aktif 21
Tidak Aktif 0
Pada siklus III seluruh siswa yang berjumlah 21 anak telah terlibat aktif dalam pembelajaran.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Data pembelajaran studi awal tentang hasil operasi hitung bilangan bulat diperoleh hasil yang rendah. Dari 21 siswa baru 8 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM dengan nilai rata-rata hasil evaluasi siswa 60.
Hasil belajar studi awal ditunjukkan dengan nilai tes evaluasi. Ketuntasan belajar siswa baru mencapai 40%, yaitu 8 siswa, sedangkan 13 siswa atau 60% nilai hasil evaluasinya masih di bawah angka kriteria ketuntasan minimal. Berikut ini perbandingan perbaikan pembelajaran studi awal dengan siklus I dengan nilai hasil evaluasi sebagai pembandingnya.
Tabel 8 Perbandingan Hasil Tes Studi Awal dengan Siklus I
No Nama Siswa Nilai Rata-Rata Ket
Studi Awal Siklus I
1 Andre Rahmat Muzaki 40 50 Naik
2 Iwan Febriadi 40 60 Naik
3 Hakim Nur Azis 50 60 Naik
4 Saeful Anwar 50 60 Naik
5 Agung Yogi Prasetiyo 70 70 Tetap
6 Nella Nur Safa 40 50 Naik
7 Adi Fatkhu Rohman 70 80 Naik
8 Aditya Putra Perdana 60 70 Naik
9 Agus Sugiarto 60 70 Naik
10 Akbar Rizki Nugroho 70 70 Tetap
11 Andre Eko Saputro 70 70 Tetap
12 Dea Nofitasari 60 70 Naik
13 Devi Wulandari 70 80 Naik
14 Faqih Hidayaturahman 70 70 Tetap
15 Fatma Farika 60 70 Naik
16 Lastri 60 60 Tetap
17 Maflakhul Khasanah 60 70 Naik
18 Seno Pradopo 60 70 Naik
19 Syifa Maharani 60 60 Tetap
20 Wahyu Setiawan 70 80 Naik
21 Yuyun Setianingsih 70 80 Naik
Nilai Rata-Rata 60 65,71 Naik
Pembelajaran siklus I menerapkan pembelajaran matematika yang efektif yang dicerminkan dengan tingginya kadar on-task (aktivitas edukatif) dan rendahnya kadar off-task (aktivitas nonedukatif) siswa dalam pembelajaran. Menurut Belen (2003: 42) salah satu upaya untuk meningkatkan kadar on-task adalah mengembangkan kegiatan hand-on (psikomotor) dan mind-on (kognitif) melalui sejumlah keterampilan (skill) yang dilakukan siswa dalam kelas. Kegiatan pembelajaran siklus I siswa lebih aktif dibandingkan studi awal, dengan melakukan diskusi kelompok, siswa terlihat aktif, sehingga pembelajaran telah lebih efektif yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa studi awal baru mencapai 40%, pada siklus I hasil belajar mengalami kenaikan menjadi 66,67%, hal ini terjadi setelah diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan metode yang bervariasi berupa metode diskusi dan metode penugasan.
Meskipun kegiatan pembelajaran siklus I telah mengalami peningkatan, namun peningkatan tersebut belum seperti yang diharapkan pada indikator kinerja penelitian, oleh karena itu guru harus melakukan perbaikan pembelajaran dengan merubah rancangan pembelajaran pada pelaksanaan kegiatan penelitian berikutnya pada kegiatan pembelajaran siklus II, yaitu dengan menerapkan metode yang bervariasi berupa diskusi, penugasan, dan metode tanya-jawab.
Tabel 9 Perbandingan Hasil Tes Siklus I dengan Siklus II
No Nama Siswa Nilai Rata-Rata Ket
Siklus I Siklus II
1 Andre Rahmat Muzaki 50 60 Naik
2 Iwan Febriadi 60 60 Tetap
3 Hakim Nur Azis 60 70 Naik
4 Saeful Anwar 60 60 Tetap
5 Agung Yogi Prasetiyo 70 70 Tetap
6 Nella Nur Safa 50 70 Naik
7 Adi Fatkhu Rohman 80 80 Tetap
8 Aditya Putra Perdana 70 80 Naik
9 Agus Sugiarto 70 70 Naik
10 Akbar Rizki Nugroho 70 90 Naik
11 Andre Eko Saputro 70 80 Naik
12 Dea Nofitasari 70 70 Tetap
13 Devi Wulandari 80 90 Naik
14 Faqih Hidayaturahman 70 80 Naik
15 Fatma Farika 70 80 Naik
16 Lastri 60 80 Naik
17 Maflakhul Khasanah 70 80 Naik
18 Seno Pradopo 70 80 Naik
19 Syifa Maharani 60 70 Naik
20 Wahyu Setiawan 80 80 Tetap
21 Yuyun Setianingsih 80 80 Tetap
Nilai Rata-Rata 65,71 73,33 Naik
Pembelajaran siklus II dirancang seperti yang diungkapkan oleh Nasution, sebagaimana dikutip oleh Udin S. Winata Putra (2006: 915), pada dasarnya siswa memiliki minat (Sense of Interest) dan dorongan ingin melihat kenyataan (Sense of Reality). Upaya untuk mengembangkan dua potensi siswa tersebut, guru dituntut untuk dapat menentukan sumber pembelajaran yang menunjukkan kegiatan belajar mengajar.
Penerapan metode yang bervariasi berupa diskusi, penugasan, dan metode tanya-jawab pada siklus II telah meningkatkan hasil belajar siswa dari 66,67% pada siklus I menjadi 85,71% siswa tuntas belajar pada siklus II. Perbaikan pembelajaran siklus III dengan menerapkan metode yang bervariasi berupa diskusi, penugasan, tanya-jawab, dan metode latihan.
Tabel 10 Perbandingan Hasil Tes Siklus II dengan Siklus III
No Nama Siswa Nilai Rata-Rata Ket
Siklus II Siklus III
1 Andre Rahmat Muzaki 60 70 Naik
2 Iwan Febriadi 60 70 Naik
3 Hakim Nur Azis 70 80 Naik
4 Saeful Anwar 60 70 Naik
5 Agung Yogi Prasetiyo 70 80 Naik
6 Nella Nur Safa 70 80 Naik
7 Adi Fatkhu Rohman 80 90 Naik
8 Aditya Putra Perdana 80 90 Naik
9 Agus Sugiarto 70 80 Naik
10 Akbar Rizki Nugroho 90 100 Naik
11 Andre Eko Saputro 80 90 Naik
12 Dea Nofitasari 70 90 Naik
13 Devi Wulandari 90 100 Naik
14 Faqih Hidayaturahman 80 100 Naik
15 Fatma Farika 80 80 Tetap
16 Lastri 80 80 Tetap
17 Maflakhul Khasanah 80 90 Naik
18 Seno Pradopo 80 90 Naik
19 Syifa Maharani 70 80 Naik
20 Wahyu Setiawan 80 90 Tetap
21 Yuyun Setianingsih 80 90 Tetap
Nilai Rata-Rata 73,33 85,24 Naik
Persentase ketuntasan hasil belajar siklus II mencapai angka 85,71%, setelah dilakukan perbaikan pembelajaran siklus III, persentase hasil belajar siswa meningkat menjadi 100%. Persentase ketuntasan belajar siklus III lebih baik disbanding hasil belajar siswa siklus III. Hal ini disebabkan oleh penerapan metode yang bervariasi berupa metode diskusi, penugasan, tanya-jawab, dan metode latihan.
IV. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan yang diperoleh pada Studi awal, siklus I, II, dan siklus III, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
- Penggunaan metode yang bervariasi dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V SD Negeri Tambaharjo pada mata pelajaran matematika konsep operasi hitung bilangan bulat. Siklus I yang telah aktif belajar 14 siswa dari 21 siswa atau 66,67%. Siklus II yang telah aktif belajar 18 siswa dari 21 siswa atau 85,71%. Siklus III seluruh siswa yang berjumlah 21 telah terlibat aktif dalam pembelajaran atau 100%.
- Penggunaan metode yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Tambaharjo pada mata pelajaran matematika konsep operasi hitung bilangan bulat. Siklus I yang tuntas 14 siswa dari 21 siswa atau 66,67%. Siklus II yang tuntas 18 siswa dari 21 siswa atau 85,71%. Siklus III seluruh siswa yang berjumlah 21 telah tuntas belajar atau 100%.
B. Saran Tindak Lanjut
1. Bagi Guru
- Dalam elemen penanaman konsep matematika guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi karena dapat meningkatkan keaktifan, motivasi, dan minat belajar siswa.
- Guru hendaknya memunculkan potensi siswa dalam pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih aktif dan pembelajaran menjadi efektif.
2. Bagi Siswa
- Siswa harus aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran melalui diskusi kelompok, tanya-jawab, dan latihan soal.
- Siswa hendaknya berani bertanya, mengemukakan pendapat, atau menanggapi pendapat siswa lain dalam proses diskusi kelompok.
- Siswa harus selalu melatih keterampilannya agar hasil belajar meningkat.
3. Bagi Sekolah
- Sekolah harus menyediakan sarana dan prasarana misalnya alat peraga dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
- Sekolah harus memberikan kesempatan kepada guru seluas-luasnya untuk mengembangkan kreatifitasnya dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan peningkatan profesionalisme guru.
Daftar Pustaka
Angkowo, R dan A. Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: Grasindo
Erman Suherman. 2001. Common Text Box. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI.
Hudoyo,H dan Sutawijaya, A. 1998. Matematika. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru, Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Mohamad Surya. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Roestiyah N.K. 1994. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Bina Aksara
Ruseffendi. 1992. Pendidikan Matematika 3, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sumadi Suryabrata. 1999. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sumantri M, & Johar Permana. 2001. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tri Wijayanti. 2011. Pengembangan Student Worksheet Berbahasa Inggris SMP Kelas VIII Pada Pembelajaran Aljabar Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Berbasis Kontruktivisme. Universitas Negeri Yogyakarta.
Witherington. 2002. Kecakapan Belajar Siswa. Jakarta: PT. Raja Grafindo.